Karakteristik Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini

Karakteristik Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini - Keterampilan berbicara anak berbeda dengan keterampilan bicara orang dewasa. Simak dua tipe karakteristik bicara anak di bawah ini.

Karakteristik Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini

Berbicara yang berpusat pada diri sendiri (egosentrik)

Berbicara yang berpusat pada diri sendiri atau disebut juga egosentrik Anak berbicara bagi kesenangan diri mereka sendiri. Mereka tidak berusaha untuk bertukar ide atau memperhatikan pendapat orang lain. Bicara egosentris adalah percakapan semu atau monolog. Tidak ada komunikasi yang sesungguhnya. Nilai utamanya dalam perkembangan bicara adalah membantu anak memperoleh kemampuan berbicara dan mengetahui bagaimana reaksi orang lain terhadap apa yang mereka katakan.

Bicara yang berpusat pada orang lain (sosialisasi)

Bicara yang berpusat pada orang lain yaitu bicara yang disesuaikan dengan harapan orang lain yang diajak bicara. Hal ini terjadi apabila anak mampu mengubah perspektif mental mereka dan mampu memandang situasi dari sudut pandang orang lain ketimbang dari sudut pandang mereka sendiri. Kemudian mereka mampu berkomunikasi dan melibatkan diri dalam pertukaran ide. Karena pertanyaan meminta perhatian yang lebih banyak ketimbang pernyataan, kebanyakan bicara yang berpusat pada orang lain pada awalnya mengambil bentuk pengajuan pertanyaan.

Menurut Piaget dalam Saparno (2001:55) perkembangan bahasa (termasuk bicara) pada tahap praoperasi merupakan transisi dari sifat sifat egosentris ke interkomunikasi sosial. Ginsburg dan Opper dalam Saparno (2001:56) menyebutkan bahwa anak-anak menggunakan bahasa secara nonkomunikatif dan komunikatif. Ada tiga macam penggunaan bahasa yang nonkomunikatif antara lain:

1. Anak menirukan apa saja yang baru saja ia dengar.

Ia menirukan orang lain tanpa sadar. Hal ini dibuat untuk kesenangannya sendiri. Tampaknya ada unsur latihan disini, yaitu suatu pengulangan untuk semakin memperlancar keterampilan berbicara meskipun tanpa disadari.

2. Anak berbicara sendirian (monolog).

Seorang anak kadang berbicara keras secara sendirian tanpa mau berkomunikasi dengan orang lain seperti saat bermain.

3. Monolog di antara teman-teman.

Seorang anak kadang berbicara dengan diri sendiri agak keras meskipun ia berada di tengah teman-temannya. Beberapa anak yang sedang duduk bersama dapat berbicara sendiri-sendiri tanpa ada maksud untuk berhubungan dengan teman yang lain.

Penggunaan bahasa yang lain adalah penggunaan bahasa komunikatif. Seorang anak mulai mencoba berhubungan dengan orang lain. Misalnya, anak mencoba menjelaskan bagaimana permainannya berfungsi atau kadang mengkritik teman lain. Mereka saling berbicara dan menanggapi apa yang dikatakan temannya, meskipun masih sering salah komunikasi.

Meskipun bahasa ini komunikatif, namun masih bersifat egosentris seperti pada bahasa nonkomunikatif. Hal ini tampak dari beberapa unsur dalam bahasa anak, yaitu sebagai berikut:

  1. Seorang anak pada umur ini tidak mencoba untuk memberikan bukti kepada orang lain tentang apa yang dikatakannya.
  2. Anak tidak sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pemikiran yang berbeda dengan dirinya.

Bredekamp dan Copple dalam Ramli (2005:189 & 192-193) menyebutkan karakteristik kemampuan anak usia 5 tahun adalah sebagai berikut:

  1. Menggunakan kosakata sekitar 5.000 sampai 8.000 dengan sering bermaian dengan kata-kata; melafalkan kata dengan sedikit kesukaran, kecuali bunyi-bunyi tertentu seperti “r”.
  2. Menggunakan kalimat yang lebih sempurna dan kompleks
  3. Bergantian dalam percakapan, jarang menyela orang lain; mendengarkan pembicaraan lain jika informasi baru dan menarik; menunjukkan sisa-sisa egosentrisme dalam pembicaraan. Misalnya, menganggap pendengar akan memahami apa yang dimaksudkan.
  4. Berbagi pengalaman secara verbal; mengetahui kata yang terdapat pada berbagai lagu.
  5. Suka menindakkan peran orang lain, pamer di depan orang baru atau menjadi sangat malu di saat yang tak terduga. Mengingat baris puisi sederhana dan mengukang kalimat dan ungkapan secara penuh dari orang lain, termasuk petunjuk dan iklan TV.
  6. Menunjukan keterampilan dalam menggunakan cara-cara komunikasi konvesional lengkap dengan titik nada dan perubahan nada suara.
  7. Menggunakan isyarat nonverbal, seperti ungkapan wajah tertentu dalam menggoda sebaya.
  8. Dapat bercerita dan menceritakan kembali dengan praktik; suka mengulang cerita, puisi, dan lagu-lagu; suka menindakkan sandiwara atau cerita. Menunjukan kelancaran berbicara dalam mengungkapkan gagasan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan dan diketahui bahwa karakteristik anak usia 4-5 tahun sudah menuju pada bicara yang berpusat pada orang lain (sosialisasi) dan pembicaran yang komunikatif. Anak dapat memahami pembicaraan orang yang sedang bercakap-cakap dengannya. Perbendaharaan kosakata anak semakin meningkat dan mampu berbicara dengan susunan kalimat yang lebih kompleks, sehingga pembicaraan anak sudah dapat dimengerti dan dipahami orang lain.