Prinsip Pembelajaran Era 4.0 Guru dan Tuntutannya

Pembelajaran Era 4.0 didasarkan pada prinsip-prinsip teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang digunakan secara efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:

  • Pembelajaran yang berbasis teknologi: Penggunaan perangkat teknologi seperti komputer, internet, dan media pembelajaran digital untuk meningkatkan interaksi dan motivasi siswa.
  • Pembelajaran yang berbasis kolaborasi: Penggunaan teknologi untuk memungkinkan siswa belajar secara berkelompok dan bekerja sama secara daring.
  • Pembelajaran yang berbasis proyek: Penggunaan teknologi untuk menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menantang, yang memungkinkan siswa belajar melalui proyek-proyek yang relevan dengan dunia nyata.
  • Pembelajaran yang berbasis personalisasi: Penggunaan teknologi untuk menyesuaikan pembelajaran siswa dengan kebutuhan individu, memungkinkan siswa belajar pada tingkat yang sesuai dengan kemampuan mereka.
  • Pembelajaran yang berbasis analisis data: Penggunaan teknologi untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data untuk mengevaluasi kemajuan siswa dan menyesuaikan pembelajaran secara terus-menerus.
Prinsip Pembelajaran Era 4.0
Prinsip Pembelajaran Era 4.0

Rapat Kerja Nasional (rakernas) telah diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada awal tahun 2018. Salah satu tujuan dari rakernas tersebut adalah menyusun rekomendasi pengembangan Iptek Dikti dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dalam berbagai hal. Itu artinya, sekarang ini kita sudah masuk pada era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri generasi keempat. Apa saja tuntutan guru sebagai garda terdepan pendidikan untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi era revolusi industri 4.0 ini?

Era Revolusi Industri 1.0 sampai 4.0

Revolusi industri sebenarnya sudah dimulai sejak abad ke-18 yang sering disebut dengan revolusi industri 1.0 atau revolusi industri generasi pertama. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan diciptakannya alat yang memiliki mekanika (mesin) tenaga air dan uap untuk mengganti tenaga hewan dan manusia. Terjadi perubahan besar-besaran pada bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Perubahan ini memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya dunia kala itu.

Penemuan mesin uap tercatat sebagai penemuan terbesar pada era revolusi industri 1.0 yang bisa meningkatkan perekonomian secara drastis. Setelah dua abad terjadinya revolusi industri 1.0 rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat sebesar enam kali lipat. Robert Emerson Lucas, pemenang hadiah nobel bidang ekonomi menyatakan bahwa peningkatan standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya.

Setelah revolusi industri 1.0,  pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 terjadi lagi revolusi industri berikutnya, yaitu revolusi industri generasi kedua atau revolusi industri 2.0. Revolusi industri ini sering disebut juga dengan revolusi teknologi karena teknologi berkembang sangat pesat pada saat itu. Pemanfaatan listrik sebagai sumber tenaga utama merupakan penanda dimulainya revolusi generasi kedua ini.

Tenaga listrik dipakai sebagai sumber energi utama pada revolusi industri 2.0 ini dan menggantikan tenaga uap yang merupakan penemuan terbesar pada revolusi industri 1.0. Pabrik-pabrik mengganti mesin yang sebelumnya menggunakan tenaga uap dengan mesin-mesin bertenaga listrik. Dengan pemanfaatan listrik sebagai sumber tenaga, mesin-mesin didesain memiliki sumber tenga sendiri-sendiri sehingga mudah dipindahkan. Namun mesin tersebut masih dikontrol oleh manusia karena belum otomatis.

Setelah era revolusi industri 2.0 berakhir, pada akhir abad ke-20 terjadi revolusi industri generasi ketiga atau revolusi industri 3.0. Revolusi industri yang sering disebut dengan revolusi digital ini ditandai dengan banyaknya penemuan perangkat elektronik dan otomatisasi alat. Penemuan tersebut berdampak pada pengurangan tenaga manusia di pabrik-pabrik karena diganti dengan mesin-mesin otomatis yang bisa bekerja tanpa dioperasikan manusia. Mesin-mesin otomatis itu menekan biaya produksi dan memiliki kemampuan berproduksi berkali-kali lipat dibanding tenaga manusia.

Sekarang, di abad-21 ini kita sudah masuk pada era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri generasi keempat. Istilah revolusi industri 4.0 ini berasal dari sebuah proyek strategis teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi untuk semua pabrik di negeri itu. Revoluasi Industri 4.0 ini kemudian dibahas kembali pada 2011 di Hannover Fair, Jerman. Pembuka gerbang era ini adalah digunakannya internet untuk segalanya atau Internet of Things (IoT).

Pada era revolusi industri 4.0 ini, segalanya semakin mudah. Internet of Things (IoT) membuat jarak yang dulu terasa jauh sekarang menjadi terasa dekat. Hanya dengan smart phone kita bisa mendapatkan yang kita inginkan. Belanja tidak perlu keluar rumah, pesan ojek tidak harus ke pangkalan ojek, pesan hotel tidak harus pergi ke hotel, pesan tiket tidak harus ke loket tiket, cukup pesan via smart phone. Informasi dari belahan dunia lain bisa kita peroleh dengan cepat. Berita-berita aktual tentang perkembangan dunia bisa kita dapatkan hanya dengan membuka internet kapanpun dan di manapun. Sekarang ini dunia seperti berada digenggaman kita.