Sebelum berbicara tentang fungsi PSB (Pusat Sumber Belajar) digital, ada baiknya dikutip beberapa hasil penelitian ataupun kajian yang telah dilakukan.
Menurut hasil penelitian Imam Subki (dosen IAIN Salatiga) bahwa saat ini di sekolah umumnya sudah ada kesadaran untuk memiliki Pusat Sumber Belajar (PSB).
Dalam penelitian ini juga Subqi menyimpulkan bahwa PSB harus menjadi bagian integral dalam sistem pembelajaran, khususnya dalam pencapaian tujuan atau kompetensi belajar. Ai Nurhayati dkk melaporkan bahwa layanan PSB sangat didukung oleh adanya guru penggerak di sekolah yang bersangkutan.
Umumnya sekolah yang memiliki layanan Pusat Sumber Belajar (PSB) yang baik karena di sekolah tersebut ada guru-guru yang memiliki kepedulian dan senang terhadap pemanfaatan TIK untuk pembelajaran.
Kata kunci dari pusat sumber belajar adalah dikelola, dilayani, dan dimanfaatkan untuk belajar. Hasil survei yang dilakukan oleh Soleh Saripudin dan Kusnandar pada tahun 2020 menemukan mengungkap sebanyak 23% sekolah telah memiliki satu ruang khusus PSB.
Responden survei tersebut adalah sebanyak 279 orang guru SD, SMP, SMA, dan SMK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Terkait fungsi PSB, antara lain ditemukan bahwa sebagian besar (29%) menyatakan masih berfungsi sebagai tempat penyimpanan saja, dan 20% menjawab telah memiliki fungsi layanan peminjaman.
Dalam survei tersebut juga dikonfirmasi, sekurang-kurangnya terdapat 7 fungsi PSB digital,
7 Fungsi PSB (Pusat Sumber Belajar) Digital
Ibarat sebuah perpustakaan yang memiliki koleksi ribuan judul buku, maka fungsi dasar dari PSB digital juga adalah menyimpan koleksi media digital, baik yang berupa buku teks pdf, media video, audio, animasi, multimedia, dan sebagainya.
Sebagaimana juga perpustakaan dengan display yang rapi dan menarik, didukung sistem katalog, konten pada server digital juga dapat dikelola dengan sistem filing tertentu, sehingga mudah diakses. Pada sebagian wilayah Indonesia masih belum memiliki akses internet yang memadai, sehingga penyimpanan bahan atau sumber belajar masih harus dilakukan secara offline. Untuk itu, maka server offline menjadi solusi.
Server dengan harddisk 1 TB dapat memuat ribuan judul buku, ribuan foto, media audio, video, animasi dan lainnya, Sebagai contoh, server konten PSB yang yang diberikan ke sekolah-sekolah rintisan PSB digital serta sekolah-sekolah di daerah 3 T, berisi konten media pembelajaran memuat hampir seluruh aset produk media Pusdatin dalam satu hardisk. Hardisk tersebut berisi sekitar 3.000 judul video pembelajaran, 1.000 judul media audio, 1.300 buku dalam format pdf, serta ratusan judul multimedia pembelajaran interaktif.
Media pembelajaran digital tentu saja bukan hanya untuk disimpan, tapi untuk dimanfaatkan. Oleh karena itu, agar konten dapat dimanfaatkan secara optimal, maka harus didukung oleh fungsi pelayanan. Pengguna media digital adalah seluruh civitas akademika di sekolah, yang terdiri dari pimpinan sekolah, guru, dan seluruh murid. Pimpinan sekolah sebaiknya menetapkan sistem operasi prosedur layanan penggunaan PSB digital.
Hal ini dimaksudkan untuk mengatur pemakaian dan ketersediaan layanan tersebut. Standar layanan tentu saja akan berbeda-beda antar satu sekolah dengan sekolah lainnya, tergantung pada ketersediaan infrastruktur dan SDM di sekolah yang bersangkutan. Pada sekolah yang memiliki perangkat TIK yang sangat terbatas, dapat dikembangkan layanan rak mobile, di mana perangkat TIK ditempatkan dalam satu rak yang dapat didorong berpindah dari satu kelas ke kelas lainnya.
PSB dengan konsep moving class pernah sangat populer di sekolah, di mana sekolah menyediakan satu ruang PSB atau sering disebut juga sebagai ruang presentasi atau ruang penyajian. Ruang ini biasanya ditata baik, dilengkapi media proyeksi dengan layar lebar, sehingga siswa ataupun guru dapat menyaksikan media video atau film pembelajaran dengan nyaman. Ruang ini juga bisa menjadi ruang diskusi sebagai tindak lanjut dari tayangan yang telah disaksikan sebelumnya. Disebut moving class, karena siswa dan guru akan bergerak berpindah ke ruang tersebut sesuai jadwal.
Ruang PSB bisa menjadi ruang kreativitas baik bagi guru maupun murid. Di ruang ini, guru bisa bekerja bersama-sama untuk mengembangkan media pembelajaran. Untuk itu, guru perlu dibekali dengan sedikit keterampilan mengembangkan media pembelajaran.
Di sekolah dengan layanan PSB yang baik biasanya didukung oleh tenaga profesional pengembang media pembelajaran. Bahkan sekarang sudah ada jabatan fungsional tertentu di kemdikbud yang disebut jabatan fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP).
Tenaga PTP tentu saja bukan hanya membantu guru dalam pengembangan media, tapi juga dapat bersama-sama mengembangkan inovasi pembelajaran dan pengembangan model-model pembelajaran inovatif berbasis TIK sesuai kebutuhan di sekolah setempat. Bagi sekolah yang belum memiliki tenaga pengembang pembelajaran, dapat berkonsultasi dengan para fungsional PTP yang berada baik di Pusdatin, di LPMP, P4TK, ataupun di UPTD Tekkom Dinas Pendidikan setempat.
Pelatihan merupakan suatu kebutuhan yang melekat pada setiap pendidik atau guru. Salah satu ciri guru yang baik adalah mereka yang tidak pernah berhenti belajar. PSB dapat memfasilitasi pelatihan baik dalam skala mikro untuk sejawat di sekolah, ataupun untuk sasaran yang lebih luas. Pelatihan di PSB terutama ditujukan untuk meningkatkan kompetensi TIK bagi guru, khususnya dalam pemanfaatan konten sumber belajar, membuat bahan belajar, inovasi pembelajaran, serta pengembangan model pembelajaran.
Untuk menyelenggarakan pelatihan saat ini sangat mudah, karena tidak harus dilakukan secara tatap muka, tapi bisa secara daring. Untuk narasumber pun bisa meminta dukungan dari para PTP sebagaimana sudah disebutkan di atas.
Inovasi adalah sesuatu yang baru, bisa berupa ide, cara atau metode, dan penggunaan teknologi atau perangkat baru. Dari ruang PSB bisa dilahirkan berbagai inovasi. Lahirnya inovasi ini terkait dengan salah satu fungsi PSB dalam pengembang model pembelajaran, bisa berupa adopsi model yang telah ada, adaptasi dengan penyesuaian-penyesuaian dengan kebutuhan lokal, ataupun mengembangkan model pembelajaran yang baru sesuai kebutuhan setempat. Dengan demikian, PSB bisa menjadi pusat inovasi di sekolah.
Berbagi merupakan budaya dan karakter bangsa, bahkan berbagi merupakan kompetensi tertinggi dalam urutan kompetensi TIK bagi guru, mulai dari kompetensi literasi TIK, kompetensi implementasi TIK dalam pembelajaran, kompetensi kreasi media dan model pembelajaran berbasis TIK, serta kompetensi berbagi dan berkolaborasi. Beberapa sekolah telah memiliki PSB yang telah punya fungsi berbagi.
Misalnya, sebuah PSB di sekolah sudah memiliki web atau blog sumber belajar yang dapat diakses bukan hanya untuk lingkungan siswa sendiri,tapi sudah dapat digunakan oleh sekolah lain, ada pula PSB di suatu sekolah yang memiliki stasiun siaran radio atau TV yang menayangkan program-program pembelajaran di mana pembelajaran tersebut dapat diakses oleh siswa dan guru dari sekolah lainnya.