Cara Mengembangkan Pertanian Holtikultura yang Efektif

Perkembangan usaha tanaman hortikultura di Indonesia semakin baik dan meningkat. Ada berbagai macam varietas dari masing-masing jenis tanaman hortikultura. Namun masyarakat umum hanya mengetahui varietas tanaman yang populer dan sebatas yang dikonsumsi serta dibudidayakan secara sederhana di pekarangan rumah.

Pengetahuan tentang produk hortikultura dapat diperluas dengan aplikasi budidaya tanaman hortikultura secara langsung di pekarangan rumah dengan menanam tanaman sayuran dan buah-buahan.

Pengertian hortikultura (horticulture) sendiri berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.

Cara Mengembangkan Pertanian Holtikultura yang Efektif

Hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar. Orang yang menekuni bidang hortikultura dengan profesional disebut sebagai hortikulturis.

Pemanfaatan lahan untuk pertanian hortikultura tentunya harus memilih komoditas yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis. Dengan begitu dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.

Kegiatan mitigasi yang dilakukan dalam kegiatan pertanian hortikultura agar tidak merusak lingkungan hidup adalah dengan pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) dan pengembangan areal pada lahan non kawasan hutan, semak belukar dan lahan kritis. Kemudian, penggunaan pupuk secara berimbang dan pengembangan pembuatan kompos atau pupuk organik.

Lahan di Indonesia yang umumnya sangat subur ,cocok untuk pertanian hortikultura. Dengan mengetahui manfaat serta sifat-sifatnya yang khas, dalam pengembangan hortikultura agar dapat berhasil dengan baik maka diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap permasalahan hortikultura tersebut.

Pertanian hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki masa depan sangat cerah menilik dari keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya dalam pemulihan perekonomian Indonesia waktu mendatang. Oleh karenanya para petani harus berani untuk memulai mengembangkannya pada saat ini. Masyarakat harus bisa melihat bahwa komoditas hortikultura memiliki potensi untuk menjadi salah satu pertumbuhan baru di sektor pertanian. Oleh karena itu dimasa mendatang perlu ditingkatkan lagi penanganannya terutama dalam menyongsong pasar bebas abad 21.

Kita tentu berharap, masyarakat tidak mengalihkan fungsi lahan pertanian dengan fungsi lain. Apalagi dipergunakan untuk pembangunan kawasan perumahan dan bangunan permanen lainnya. Bila itu tidak dilakukan bisa dipastikan pertanian akan mengalami peningkatan. Jadi, kita ingin petani memiliki komitmen untuk tetap melestarikan keberadaan lahan pertanian. Supaya ke depan daerah ini bisa kembali menjadi sentra pertanian seperti masa-masa dahulu.

Ini bisa dicapai dengan tidak mengalih fungsikan lahan pertanian. Artinya, sama dengan mendukung pemerintah dibidang pertanian secara nasional. Program ini merupakan sinergitas antara kabupaten kota dengan provinsi di bidang pertanian. Jika program pertanian dapat berjalan dengan baik maka akan memberikan dampak bagi sektor kesejahteraan masyarakat kedepannya.

Bercerita tentang pertanian hortikultura, perlu kiranya kita berkaca dari keberhasilan petani cabai di Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Ditempat ini lahan banyak dipergunakan untuk pertanian cabai.

Bahkan masyarakatnya bisa memperoleh penghasilan Rp1,2 miliar sekarang ini. Bukan itu saja, di Kabupaten Kampar juga saat ini secara bertahap menuju sentra bawang merah. Bahkan kebijakan Pemerintah Kabupaten Kampar tahun 2014 ini memprogramkan setiap kecamatan ada sekitar 50 hektare dimanfaatkan untuk pertanian bawang merah. Kampar menargetkan 1.050 hektar dimanfaatkan untuk pertanian bawang merah.

Indonesia memiliki tanah yang subur. Struktur tanah yang subur ini harus diperlakukan dengan baik. Salah satunya memanfaatkan lahan untuk pertanian bawang merah. Seperti halnya negara-negara lain yang mengandalkan devisanya dari hasil hortikultura, antara lain Thailand dengan berbagai komoditas hortikultura yang serba Bangkok, Belanda dengan bunga tulipnya, Nikaragua dengan pisangnya, bahkan Israel dari gurun pasirnya kini telah mengekspor apel, jeruk, anggur dan sebagainya.

Terjadinya peningkatan tersebut dapat dikatakan, bahwa petani hortikultura merupakan petani yang responsif terhadap inovasi. Dalam pengembangannya tentulah mempergunakan teknologi berupa penerapan teknologi budidaya, penggunaan sarana produksi dan pemakaian benih/bibit yang bermutu.

Pengamat Pertanian Indonesia, Andrian Kamil SH LLM menyebutkan, buah-buahan yang dihasilkan oleh para petani Indonesia tidak kalah bersaing dengan buah-buahan yang di impor dari China. Walaupun hasil pertanian Indonesia mendapat akses pasar yang sama, akan tetapi pengelolaan terhadap pemanfaatan lahan pertanian sampai tahap akhir pemasaran hasil produksi belumlah maksimal saat ini.

Kebanyakan masyarakat Indonesia lebih memilih untuk membeli produk impor di banding produksi sendiri. Hal ini lebih dititikberatkan kepada kebijakan pemerintah yang kurang cermat dan dinilai terburu-buru dalam mengambil keputusan untuk ikut menandatangani perjanjian internasional tersebut yang akhirnya memiliki dampak yang luas bagi sektor perekonomian dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Pemerintah dalam hal ini harus segera mengambil langkah cepat untuk menanggulangi berbagai macam ancaman yang dapat membahayakan kehidupan petani dan hasil produksi pertanian Indonesia ke depan. Paling tidak, langkah yang harus diperbaiki dengan cara lebih memaksimalkan himbauan kepada masyarakat Indonesia akan pentingnya mengkonsumsi produk pertanian dalam negeri.

Selanjutnya memberikan para petani akses politik yang seluas-luasnya kepada Pemerintah dan wakilnya di DPR seperti halnya di negara-negara maju, agar dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan turut serta dalam menentukan arah kebijakan ekonomi pertanian. Petani adalah pekerjaan yang mulia, dan tidak lagi harus dipandang sebelah mata sebagai suatu mata pencaharian.

Karena petani adalah salah satu bentuk pengabdian terhadap negara. Melalui jasa-jasa para petani lah sampai dengan hari ini kita masih bisa menikmati berbagai macam hasil yang dihasilkan oleh para petani, seperti beras, sayuran, buah-buahan dan berbagai macam hasil produksi pertanian yang lainnya. Sumber: https://kulonprogokab.go.id/v31/detil/3179/mengembangkan-pertanian-holtikultura#