MODEL REFLECTION DISCOVERY LEARNING

Model Reflection Discovery Learning adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang mengutamakan kenyamanan bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran melalui kegiatan penemuan dan latihan.

Model ini juga berfungsi sebagai pedoman bagi sekolah yang akan menerapkan konsep desain pembelajaran IPAS terintegrasi literasi dan numerasi

Pengembangan model Reflection Discovery Learning ini mengacu kepada pengembangan model pembelajaran dengan penyesuaian konteks yang lebih luas. Langkah pengembangan model Reflection Discovery Learning sudah melalui kegiatan Focus Group Discusion (FGD). Hasil FGD dan kajian teoretis digunakan sebagai dasar mengembangkan desain model hipotetik.

Hasil tersebut meliputi desain model Reflection Discovery Learning, dan rincian setiap komponen model. Sebelum melakukan FGD, telah dilakukan analisis kebutuhan dan perancangan prototipe awal model Reflection Discovery Learning.

Desain Model Pembelajaran Reflection Discovery Learning

Pengembangan desain model pembelajaran Reflection Discovery Learning dilakukan berdasarkan hasil kegiatan FGD dan kajian mendalam terhadap teori belajar dan teori pengembangan. Desain ini masih merupakan model pembelajaran hipotetik.

Selanjutnya desain model pembelajaran Reflection Discovery Learning hipotetik ini divalidasikan ke pakar untuk memperoleh penilaian dan masukan demi sempurnanya desain model pembelajaran yang telah dirancang.

Desain model pembelajaran Reflection Discovery Learning hipotetik yang sudah divalidasi pakar dan direvisi digunakan untuk ujicoba dalam pembelajaran. Hasil ujicoba digunakan untuk penyempurnaan model pembelajaran hipotetik, sehingga menjadi model pembelajaran Reflection Discovery Learning yang telah diuji secara empiris.

Model Pembelajaran Reflection Discovery Learning

Suatu model dapat dibuat, ketika ada komponen-konponen pendukungnya. Komponen tersebut adalah sistem pendukung, sistem soasial, sistem reaksi yang menggerakkan keterlaksanaan suatu model, dan dampak baik instruksional ataupun pengiring. Model pembelajaran Reflection Discovery Learning dilukiskan pada Gambar dibawah ini

Model Pembelajaran Reflection Discovery Learning
Model Pembelajaran Reflection Discovery Learning

Rincian Setiap Komponen Model Reflection Discovery Learning

Model Reflection Discovery Learning disusun atas tiga komponen utama, yaitu komponen inti, komponen pendukung, dan luaran. Komponen inti terdiri atas materi matapelajaran (IPAS), kompetensi literasi, kompetensi numerasi, dan sintakmatik model pembelajaran Reflection Discovery Learning. Komponen pendukung meliputi sistem pendukung, sistem reaksi, sistem sosial. Komponen luaran mencakup dampak instruksional dan pengiring.

Penjelasan setiap komponen model Reflection Discovery Learning dijelaskan pada uraian dibawah ini.

1. Komponen Inti Model Reflection Discovery Learning

Komponen inti model Reflection Discovery Learning meliputi materi matapelajaran materi mata pelajaran (IPAS), kompetensi literasi, kompetensi numerasi, dan sintakmatik model pembelajaran Reflection Discovery Learning. Komponen inti ini sebagai acuan pelaksanaan dari sistem reaksi pada model. Materi mata pelajaran (IPAS), kompetensi literasi, kompetensi numerasi telah diuraikan sebelumnya. Sintakmatik model pembelajaran Reflection Discovery Learning dapat dilihat pada Tabel/Gambar dibawah

2. Komponen Pendukung Model Reflection Discovery Learning

Komponen pendukung model Reflection Discovery Learning meliputi sistem sosial, sistem pendukung, sistem reaksi.

a. Sistem Sosial
Sistem sosial dalam model Reflection Discovery Learning mencakup interaksi antarsiswa, antara siswa dengan guru, siswa dengan komunitas sekolah. Pihak lain yang diharapkan dapat mendukung model Reflection Discovery Learning adalah orang tua siswa, masyarakat, stakeholder, dan sekolah lain.

Sintaks Model Pembelajaran Reflection Discovery Learning
Sintaks Model Pembelajaran Reflection Discovery Learning

b. Sistem Pendukung
Sistem pendukung bagi model Reflection Discovery Learning dapat diperoleh dari ketersediaan sarana dan prasarana. Sarana meliputi media dan sumber belajar yang relevan. Prasarana meliputi taman/ kebun, fasilitasi untuk siswa difabel. Media yang dapat digunakan dalam model Reflection Discovery Learning sangat variatif. Sumber belajar dapat memanfaatkan hasil karya siswa sebagai upaya mengapresiasi apa yang telah mereka lakukan. Suatu saat perlu menghadirkan nara sumber nyata di dalam kelas.

c. Sitem Reaksi
Sistem reaksi dalam model Reflection Discovery Learning dapat dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penyusunan perencanaan mengacu pada ketersediaan sistem pendukung dan kegiatan inti yang akan dilakukan. Pelaksanaan model Reflection Discovery Learning memperhatikan kurikulum, program yang sudah direncanakan (RPP berdasarkan sintakmatik model Reflection Discovery Learning), dan memperhatikan aturan yang sudah disepakati. Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan model Reflection Discovery Learning, yang dapat dilihat dari luaran.

3. Komponen Luaran Model Reflection Discovery Learning

Komponen luaran model Reflection Discovery Learning mencakup dampak instruksional dan pengiring.

a. Dampak Instruksional
Dampak instruksional berupa hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar kognitif ditandai dengan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran IPAS, kompetensi literasi dan kompetensi numerasi. Hasil belajar afektif dapat dilihat sikap siswa terhadap IPAS. Hasil belajar psikomotorik dapat dilihat dari keterampilan siswa dalam melakukan percobaan penemuan.

b. Dampak Pengiring
Dampak pengiring langsung dari model Reflection Discovery Learning adalah tersedia contoh model Reflection Discovery Learning yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain. Dampak pengiring secara tidak langsung adalah membentuk pribadi siswa yang scientist, tangguh, ceria, kreatif, berinisiatif, teliti, jujur dan bertanggung jawab.

Desain pembelajaran IPAS terintegrasi literasi dan numerasi sebenarnya dapat didukung oleh model pembelajaran lain, seperti problem based learning, project based learning, dan model lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan.