Menentukan Model Struktur Kurikulum yang Sesuai Dengan Kondisi dan Tujuan Masing-masing Satuan Pendidikan

Menentukan Model Struktur Kurikulum yang Sesuai Dengan Kondisi dan Tujuan Masing-masing Satuan Pendidikan

Satuan pendidikan dapat menentukan model struktur kurikulum yang sesuai dengan kondisi dan tujuan masing-masing satuan pendidikan.

Ada 3 Model Struktur Kurikulum dalam menetukan waktu belajar kurikulum merdeka belajar tahun 2022. beberapa Model tersebut adalah Model Blok, Model Kolaborasi, Model Reguler

Model Blok

Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai macam pengelompokkan.

Contoh:
Mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan IPAS akan diajarkan dari jam 07.00- 12.00 dalam semester 1

Dalam satu tahun ajaran, pembelajaran IPA dibagi ke dalam 3 blok waktu (masing-masing 4 bulan). Mata pelajaran Biologi, Kimia dan Fisika akan diajarkan secara bergantian di setiap blok.

Blok ke- 1 tahun ajaran 2020/2021 untuk Fisika, blok ke-2 untuk Biologi, dan blok ke-3 Kimia.

Model Kolaborasi

Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching).

Guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan, dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu.

Contoh:
Konsep pengelolaan data dapat secara kolaboratif diajarkan oleh guru matematika dan IPA. Konsep ini bisa diajarkan di satu kegiatan dengan menggabungkan alokasi waktu kedua mata pelajaran atau diajarkan pada masing-masing mata pelajaran, dengan penyelarasan aktivitas.

Model Reguler

Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.

Model di atas tidak harus dipilih salah satu, akan tetapi bisa juga dikombinasikan. Misalnya dengan menggunakan sistem terintegrasi dan bloking secara bersamaan atau mengkombinasikan ketiga model.

Perbandingan Kelebihan 3 model

Model Blok
Waktu pembelajaran menjadi lebih banyak sehingga murid dapat belajar hingga tuntas dan mendalam.

Guru memiliki lebih banyak waktu untuk menyelesaikan rencana pelajaran dan untuk memeriksa dan mengevaluasi pembelajaran. Memungkinkan untuk studi yang mendalam, seperti mengerjakan proyek atau penelitian individu / kelompok, kolaborasi antarmurid dan guru.

Model Kolaborasi
Murid belajar suatu konsep secara komprehensif dan kontekstual karena keterampilan, pengetahuan dan sikap diintegrasikan untuk mencapai suatu penguasaan kompetensi tertentu.

Guru-guru terkondisikan untuk berkolaborasi secara intensif karena perlu memilih kompetensi/konten yang selaras dengan pemahaman yang dituju.

Lebih efisien karena guru bisa memilah konsep yang perlu dieksplorasi secara lebih mendalam dan konten yang memerlukan waktu lebih sedikit.

Model Reguler
Memudahkan dalam pembuatan jadwal pembelajaran di satuan pendidikan.

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model belajar:

Model Blok
Pengaturan jam mengajar guru harus diperhitungkan sedemikian rupa. Ketersediaan sarana-prasarana, mengingat sistem blok membutuhkan pengaturan sarana dan prasarana yang ketat.

Misalnya seperti pengaturan jam pemakaian laboratorium, dsb. Perlu dirancang strategi tertentu agar materi yang diajarkan pada satu blok tertentu bisa tetap diingat.

Model Kolaborasi
Perlu memberikan waktu yang cukup untuk merencanakan dan menyelaraskan antara guru mata pelajaran yang mengajarkan tujuan pembelajaran yang berkaitan atau sama dengan unit atau konsep yang dipelajari.

Satuan pendidikan harus memberikan fleksibilitas bagi guru untuk mengelola penjadwalan mengikuti kebutuhan yang bisa berbeda setiap term/semester/ tahun.

Model Reguler
Beban yang harus dihadapi peserta didik setiap minggu harus diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga peserta didik tidak terbebani dengan banyaknya beban mata pelajaran.

Daya serap peserta didik terhadap mata pelajaran akan sangat berpengaruh jika macam mata pelajaran yang diberikan dalam satu waktu tertentu terlampau banyak.

Ada kecenderungan konten suatu mata pelajaran belum terserap, namun sudah harus ganti mata pelajaran yang lainnya. Perlunya koordinasi antarguru mata pelajaran sehingga tidak memberikan tugas dalam waktu yang bersamaan.

Link Sumber