Perkembangan Literasi Per Usia

Pada usia 0-6 tahun perkembangan bahasa yang lisan lebih diutamakan. Pengetahuan bahasa dilatihkan dalam komunikasi lisan. Saat murid dibacakan buku dengan cara yang tepat mulai dari pelafalan huruf, nada, tempo dan jeda, memberikan kesempatan murid untuk belajar pengetahuan bahasa pada kegiatan menyimak dan berbicara.

Perkembangan Literasi Per Usia

Indikator bahwa murid pada usia tersebut perkembangan menyimak berjalan baik adalah sebagai berikut:

1. Murid mampu membedakan bunyi

Murid usia 0-2 tahun mampu mengenali suara orang yang dikenalnya. Bayi menangis serta merta tenang saat mendengar suara orang yang sering bersamanya. Perilaku ini memberikan informasi bahwa sejak dini murid mampu membedakan bunyi.

2. Murid mampu mengenali komponen bahasa

Murid 2-4 tahun murid mulai ikut bernyanyi. Ia mengangguk-anggukan kepala atau menggoyang-goyangkan anggota badan sebagai respon dari lagu yang diminati. murid tertarik dengan dongeng dan mulai fokus saat dibacakan buku. Perilaku murid saat merespon lagu dan cerita menunjukkan ia mulai mengenali komponen bahasa yang paling dasar yaitu bunyi (fonem). murid mulai mencoba mengucapkan beberapa kata berupa potongan-potongan suku kata. Ia mulai merespon saat dipanggil namanya. Inilah tanda-tanda murid mengenali komponen bahasa. 

3. Murid menangkap isi tuturan lisan

Pada saat orang tua berdialog dengan murid, tampak murid memberikan respon, misalnya dengan mengajukan pertanyaan,tersenyum, mengernyitkan dahi atau berlari meninggalkan pembicaraan. Semua respon yang dilakukan murid adalah tanda ia memahami tuturan lisan. Pada saat murid tersenyum menunjukkan ia setuju dengan pernyataan orang tua. Pada saat murid meninggalkan orang tua, ada beberapa kemungkinan, murid tidak menyukai topik yang dibicarakan, pilihan kosa kata yang tidak dipahami atau durasi terlalu panjang. Orang dewasa perlu bertanya dan melakukan pengamatan.

Pada usia 0-6 tahun kegiatan berbahasa teks sedang dalam persiapan, baik kegiatan berbahasa reseptif (membaca) dan kegiatan berbahasa produktif (menulis).

Untuk kegiatan membaca murid mulai dari menyebutkan nama-nama dari kegiatan multisensori. murid menyebutkan nama-nama benda yang dilihat, mengenali rasa dan aroma. Saat inilah kosa kata murid berkembang pesat.  Latihan ini akan berkembang ke teks dua dimensi (gambar). murid-murid mulai membandingkan benda yang pernah diindra dengan gambar. Saat itulah murid berkembang dari menyebut nama dan istilah ke persepsi gambar. Inilah proses membaca gambar yang merupakan proses pra membaca.

Pada saat usia 6-12 tahun perkembangan pengetahuan bahasa mulai berkembang dalam proses komunikasi baik komunikasi lisan maupun teks. murid-murid mulai memilih kata dan nada sesuai dengan tujuan pembicaraan. Pada saat membaca murid mulai menghubungkan apa yang dibaca dan apa yang dipikirkan. Inilah masa perubahan dari keterampilan kelisanan ke keterampilan teks.

Pada murid-murid yang tidak memiliki dasar keterampilan kelisanan yang kuat, memerlukan perjuangan yang bermakna. murid akan berupaya mencari makna dari bacaan. Perilaku yang tampak adalah murid banyak bertanya, kosa kata terbatas dan kesulitan menangkap informasi dari bahasa teks. Pada awal pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) keterampilan kelisanan perlu dikuatkan dan diintegrasikan dengan berbagai tema dan ragam teks. murid perlu diberikan keterampilan membaca yang berupa keterampilan menghubungkan isi bacaan dengan dirinya, antar teks dan kondisi lingkungan sekitar. Pemberian bacaan yang bertahap dan beragam serta strategi yang kaya akan proses bertanya akan membantu murid berproses menjadi pembaca yang mandiri.

Pada usia 12 tahun ke atas proses perkembangan literasi terjadi perubahan. murid sudah mulai menggunakan dua kecakapan untuk mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan. Informasi auditori, visual dan visual auditori dipahami lalu dituliskan dan dibicarakan.

Secara umum seseorang mendapat informasi dengan cara mendengar atau membaca sesuai dengan kebutuhan. Agar informasi tersebut dapat diulang atau dikonfirmasi seseorang akan mencatat atau menggambar lalu menyampaikan dalam bentuk lisan (berbicara) dan dalam bentuk teks (tulisan/gambar). Proses ini terjadi berulang-ulang dan diharapkan menjadi kecakapan yang mandiri. murid yang terampil melakukan proses ini akan naik proses berpikirnya.Inilah perkembangan literasi yang perlu diketahui oleh orang tua dan guru.

Pemahaman perkembangan literasi akan memberikan bekal kepada orang tua dan guru untuk menyusun program sesuai kebutuhan. Selain itu, perkembangan ini dapat digunakan untuk melihat apakah murid-murid perkembangan literasinya sesuai dengan usia atau tidak.

Miskonsepsi Proses Pemrofilan Perkembangan Literasi

1. Pada saat hendak menusun program literasi di sekolah, guru dapat melihat dari kemampuan anak membaca dan menulis. Guru menugaskan anak untuk membaca buku lalu merangkumnya.

Jawab:
Merangkum tidak menunjukkan kemampuan membaca dan menulis yang sesungguhnya. Untuk melihat kemampuan literasi sekolah disesuaikan dengan perkembangan belajarnya. Kelas 1 sd 3 dari kemampuan bahasa lisan. Kelas 4 ke atas dari bahasa teks atau tulis.

2. Cara mengukur kemampuan literasi anak ketika kelas 4 SD dapat dilakukan dengan menugaskan anak membaca beberapa buku lalu meminta anak menceritakan kembali.

Jawab:
Kelas 4 SD sudah pada tahap membaca untuk belajar. Cara mengukur kemampuan membaca adalah dengan mendari ide pokok, inferensi dan fakta bahasa (kata, kalimat, jenis kata dan hubungan antar paragraf