Model Pembelajaran Kolaboratif


Terdapat banyak model-model Pembelajaran Kolaboratif, antara lain yang disebutkan oleh Suryani (2010), yaitu:
1) Learning together,
2) Team Game Tournament,
3) Group Investigation,
4) Academic Constructive Controversy,
5) Jigsaw Prosedure,
6) Student Team Acheivment Division,
7) Complex Instruction,
8) Team Accelerated Instruction,
9) Cooperative Learning Structure,
10) Cooperative Integrated Reading and Composition.

Suryani juga mengungkap sejumlah keunggulan dengan penerapan pembelajaran kolaboratif, sebagai berikut;
1) prestasi belajar lebih tinggi;
2) pemahaman lebih mendalam;
3) belajar lebih menyenangkan;
4) mengembangkan keterampilan kepemimpinan;
5) meningkatkan sikap positif;
6) meningkatkan harga diri;
7) belajar secara inklusif;
8) merasa saling memiliki; dan 
9) mengembangkan keterampilan masa depan.

Kolaborasi sebagai suatu kompetensi dengan kolaborasi sebagai suatu model pembelajaran tentunya mempunyai perbedaan.

Namun demikian, model-model pembelajaran kolaboratif diharapkan dapat menumbuhkan sikap dan kebiasaan kolaborasi sejak dini. Kebutuhan kolaborasi, tentu saja bukan hanya buat siswa, tapi juga untuk guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Bahkan hampir seluruh profesi saat ini tidak bisa bekerja sendirian, sebagaimana ditulis Purwanto (2015) bahwa pada era informasi, berkembang budaya kerja baru yang berbeda dengan era industri.

Jika pada era industri pekerja dituntut memiliki spesialisasi dan sertifikasi, maka di era informasi, pekerja dituntut mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam suatu tim untuk menghasilkan produk atau pelayanan.

Demikian juga bagi seorang guru dalam mengembangkan model-model pembelajaran yang berbasis TIK memerlukan kerjasama atau kolaborasi antara pendidik dengan berbagai jenis tenaga kependidikan dan tenaga ahli lainnya.