Teknik dan Kendala dalam Budidaya Ikan Gurame di Kolam Tanah

Masbabal.Com. Di Indonesia, produksi terbesar ikan gurame terdapat di pulau Jawa, khususnya daerah Jawa Tengah dengan angka melebihi 100 juta ekor per tahun (berdasarkan data dari Bank Indonesia, Pola Pembiayaan Usaha Kecil Budidaya Pendederan & Pembesaran Ikan Gurami). Sebagian besar pelaku budidaya ikan gurame masih menggunakan teknologi semi intensif, namun mereka sukses menjalankan usahanya. Hal ini tak dapat dilepaskan dari karaktristik ikan gurame sendiri yang tidak memerlukan perawatan khusus. Bahkan, ikan gurame dapat hidup dengan baik di empang (kolam tanah). Artikel ini akan membahas mengenai teknik budidaya ikan gurame di kolam tanah serta kendala yang dihadapi.

Teknik dan Kendala dalam Budidaya Ikan Gurame di Kolam Tanah
Teknik dan Kendala dalam Budidaya Ikan Gurame di Kolam Tanah
google foto

Ikan gurame sudah dikenal sejak tahun 1800-an dan telah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan gurame di kolam tanah merupakan sistem budidaya tradisional yang pertama kali diperkenalkan, tidak perlu menggunakan teknologi canggih, dan hanya diperlukan lahan untuk membuat kolam tanah. Namun demikian, membuat kolam tanah pun tidak bisa di sembarang tempat. Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi supaya lingkungan tersebut ideal untuk membudidayakan ikan gurame.

Lokasi yang Ideal

Yang pertama adalah bahwa ikan gurame sangat peka terhadap suhu dingin sehingga tidak dianjurkan membuat kolam tanah di daerah pegunungan yang sejuk. Idealnya, habitat ikan gurame berada pada dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian antara 20-600 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang ideal adalah tanah lempung yang mengandung humus sehingga mampu menahan air.

Rasio antara tanah liat dengan pasir di dalam tanah yang akan dibuat kolam harus kurang dari 60:40. Untuk memudahkan pengairan ke dalam kolam serta pengurasan, sebaiknya jangan membut kolam tanah yang rata sempurna tetapi dengan kemiringan 3°-5°.

Kondisi Air

Air di dalam kolam tanah pun harus memiliki kadar oksigen di atas 2 ppm dengan suhu hangan yaitu antara 25°-30° celcius. Kuantitas dan kualitas airnya pun harus mencukupi, yakni dengan kondisi air tenang dan tidak berlumpur. Seidaknya, kekeruhan air berjarak 40 cm dari permukaan. Untuk kolam pembesaran, idealnya kepadatan kolam tanah tidak lebih dari 10 ekor/m2.

Mohon diperhatikan juga dari mana suplai air kolam berasal. Air kolam yang baik tidak boleh tercampur dengan bahan kimia beracun. Kadar limbah NH3 di dalamnya harus kurang dari 0,02 persen. Tingkat PH air pun perlu dijaga untuk berkisar pada angka 6,5-8. Apabila kandungan PH kurang dari angka tersebut, kadarnya bisa dinaikkan dengan cara melakukan pengapuran menggunakan CaCO2 dan apabila kadarnya berlebih dapat diturunkan dengan memberi pupuk kandang secara merata ke dalam kolam.

Pakan yang Sesuai

Selain ketentuan kondisi di atas, budidaya gurame di kolam tanah sangat mudah. Di kolam tanah terdapat banyak mikro-organisme yang dapat menjadi sumber makanan ikan selain pelet. Selain itu, sisa pakan yang tidak termakan oleh ikan akan terurai oleh mikro-organisme di kolam tanah sehingga menghindarkan kolam dari bau tak sedap berkat sisa makanan yang membusuk layaknya di kolam terpal dan kolam tembok.

Ikan gurame di kolam ikan dapat diberi makan berupa pelet sebanyak 2 persen dari biomasa/hari pada pagi dan sore hari, serta tambahan hijauan seperti pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kangkung, ubi jalar, ketimun, dan labu sebanyak 5 persen dari biomasa pada sore hari. Dengan pemberian pakan intensif, berat badan ikan akan naik 250-450 gram dalam waktu 4 bulan.

Kendala

Kendala yang mungkin Anda hadapi dalam budidaya dengan kolam tanah adalah kesulitan saat memanen karena perlu menguras air kolam dan menangkap ikan menggunakan jaring-jaring. Dan tentu saja, endapan lumpur di dasar kolam tak terhindarkan. Selain itu, kolam tanah juga rawan parasit seperti bakteri dan virus menular yang dibawa oleh cacing, siput, dan katak.

Musuh ikan gurame seperti aeromonas hdyrophyla, pseudomonas, dan cading thermatoda dapat diatasi dengan cara menguras dan menjemur kolam selama beberapa hari. Atau, bisa juga dilakukan pengobatan ikan dengan Kalium Permanagat (PK), Neguvon, garam dapur, maupun obat tradisional daun lambesan (Chromolaena Odorata). Budidaya ikan gurami di kolam tanah perlu memperhatikan faktor lingkungan dan kendala yang menghambat. Budidaya ikan gurami akan berhasil apabila jika dilakukan dengan baik dan terhindar dari penyakit.