Soal dan Jawaban Modul 2 Mengidentifikasi Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan

Berikut ini Jawaban Post Test Modul 2 Mengidentifikasi Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan pada Pelatihan Mandiri merdeka mengajar Topik 43.

Soal beserta kunci jawaban Post Test Modul 2 Mengidentifikasi Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan akan kami bagikan dalam artikel dibawah ini

Daftar Materi:
  • Mari Simak Data Kasus Kekerasan Seksual!
  • Kenali Mitos Kekerasan Seksual
  • Apa yang Membuat Seseorang Rentan Menjadi Korban?
  • Dampak yang Dialami Korban Kekerasan Seksual
  • Faktor Pendorong Pelaku Kekerasan Seksual
  • Apa Saja Sanksi untuk Pelaku Kekerasan Seksual?
Soal dan Kunci Jawaban Post Test Modul 2 Mengidentifikasi Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan

Soal dan Kunci Jawaban Post Test Modul 2 Mengidentifikasi Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan

1. Berdasarkan data dari KPAI, korban kekerasan seksual di satuan pendidikan semakin banyak terjadi di jenjang Sekolah Dasar, karena…
A. Kurangnya perhatian orang tua pada murid di jenjang sekolah dasar
B. Kurangnya pemahaman murid mengenai aktivitas seksual dan hak-hak tubuh
C. Tidak ada kebijakan mengenai kekerasan seksual di jenjang sekolah dasar
D. Semua benar

2. Seorang kepala sekolah terus membantah bahwa dirinya melakukan kekerasan seksual karena merasa tidak melakukan kekerasan fisik apa pun kepada siapa pun. Dia hanya mengirimkan lelucon mesum yang ditujukan kepada salah seorang guru perempuan yang baru saja menikah di grup Whatsapp sekolah. Mengapa kasus ini termasuk dalam kekerasan seksual daring?
A. Karena kepala sekolah tidak memiliki wibawa layaknya seorang pemimpin
B. Karena lelucon mesum tersebut terjadi di aplikasi obrolan digital
C. Karena banyak yang menyaksikan di grup obrolan Whatsapp
D. Karena korban langsung protes terbuka dan menegur keras kepala sekolah di forum tersebut

3. Ketimpangan dalam relasi kuasa dapat berkaitan dengan…
A. Gender
B. Etos kerja
C. Moral
D. Etika

4. Seorang korban kekerasan seksual dapat mengalami gangguan kecemasan, gangguan stres pasca trauma, depresi, gangguan makan, gangguan disosiatif dan gangguan kepribadian. Artinya, korban mengalami dampak…
A. Fisik
B. Psikis
C. Sosial
D. Semua Benar

5. Pelaku kekerasan seksual tidak memiliki karakteristik tertentu terkait identitas, pekerjaan, postur tubuh, maupun ciri lainnya. Akan tetapi, ada faktor-faktor pendorong mengapa seseorang melakukan kekerasan seksual, yakni….
A. Memiliki tabiat buruk dan minim prestasi
B. Tidak adanya peraturan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual
C. Masyarakat selalu mengedepankan/berpihak pada perspektif korban
D. Adanya kesempatan seperti suasana sepi, malam hari, dan tidak ada pengawasan

6. Satuan tugas Satgas) penanganan kasus kekerasan seksual dapat menjatuhkan sanksi administratif yang lebih berat daripada rekomendasi satuan pendidikan kepada pelaku, baik untuk pelaku pendidik maupun pelajar, jika...
A. Korban merupakan penyandang disabilitas
B. Dampak kekerasan seksual yang dialami korban bersifat permanen atau sangat berat
C. Pelaku merupakan anggota satuan tugas penanganan kasus kekerasan seksual di satuan pendidikan, kepala sekolah maupun pejabat sekolah lainnya
D. Semua benar

7. Pernyataan di bawah ini merupakan fakta yang kerap terdengar saat membicarakan kasus kekerasan seksual, yaitu…
A. Tingginya kasus kekerasan seksual di satuan pendidikan dikarenakan tingginya pengguna media sosial di Indonesia
B. Tingginya kasus kekerasan seksual merupakan dampak negatif dari globalisasi dan modernisasi
C. Tingginya kasus kekerasan seksual di satuan pendidikan karena murid kurang dibekali oleh pengetahuan agama
D. Tingginya kasus kekerasan seksual karena kurangnya edukasi mengenai hak kesehatan seksual dan reproduksi serta minimnya pengetahuan tentang kekerasan seksual, dan belum adanya kebijakan yang mengatur mengenai hal ini

8. Cara kampanye anti kekerasan seksual di sekolah menengah yang kurang tepat adalah…
A. Menyisipkan materi anti kekerasan seksual di pelajaran Biologi
B. Menyelenggarakan seminar mengenai Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi HKSR
C. Menjadikan topik kekerasan seksual sebagai salah satu materi wajib di Masa Orientasi Siswa
D. Merancang tes kedewasaan untuk seleksi pengurus OSIS

9. Korban kekerasan seksual mungkin mengalami kesulitan untuk mengingat apa yang terjadi, merasa seperti dunia di sekitar korban tidak nyata atau merasa korban tidak berada di dalam tubuhnya. Ini adalah reaksi umum terhadap rasa sakit dan rasa takut yang disebut…
A. Harga diri yang terluka
B. Rasa percaya diri yang hilang
C. Disasosiasi
D. Impulsivitas

10. Pelaku kekerasan seksual di satuan pendidikan yang merupakan seorang pelajar dapat dikenai sanksi sedang dan berat. Sanksi sedang tersebut di antaranya…
A. Pengurangan hak ikut serta dalam proses belajar/skors
B. Pencabutan beasiswa
C. Wajib mengikuti program konseling hingga menyelesaikan proses rehabilitasi perilaku
D. Semua benar

11. Menurut Yayasan Pulih, anak laki-laki justru seringkali tidak berani melaporkan kasus kekerasan seksual yang mereka alami, karena….
A. Jarang sekali anak laki-laki menjadi korban kekerasan seksual
B. Kasus kekerasan seksual yang menimpa anak laki-laki cenderung ringan
C. Malu dan takut diolok-olok atau dirundung
D. Anak laki-laki mempunyai mental lebih kuat daripada anak perempuan

12. Dampak fisik yang diderita korban akibat kekerasan seksual antara lain…
A. Tertular penyakit menular seksual dan penyakit ginekologis
B. Luka fisik dan luka batin
C. Gampang lelah dan depresi
D. Dikucilkan masyarakat dan kehilangan pekerjaan

13. Budaya pemakluman justru menyuburkan kekerasan seksual karena masyarakat sekitar menganggap sebuah kasus kekerasan seksual bukan sesuatu yang serius atau berakibat fatal. Budaya ini tumbuh karena kurangnya pengetahuan menyeluruh mengenai kekerasan seksual. Budaya pemakluman sering kali berkaitan erat dengan…
A. Victim blaming (menyalahkan korban)
B. Solusi dari jalur hukum
C. Pola asuh orang tua
D. Kenakalan remaja

14. Berikut ini yang bukan merupakan bentuk dari kepemilikan kekuasaan/jabatan yang dapat mendorong seseorang menjadi pelaku kekerasan seksual adalah….
A. Sumber daya pengetahuan
B. Sumber daya energi
C. Sumber daya ekonomi
D. Penerimaan masyarakat/ status sosial

15. Seorang murid perempuan menghina teman sekelasnya, sesama murid perempuan. Dia mengatakan bahwa bentuk tubuh temannya tersebut bukan seperti gadis perawan lagi. Berikut pernyataan yang tepat berkaitan dengan kasus di atas…
A. Terdapat ciri-ciri khusus yang menandai seorang gadis perawan atau tidak = fakta
B. Melecehkan bentuk tubuh yang mengarah pada nuansa seksual dan fungsi reproduksi masuk dalam kategori kekerasan seksual = mitos
C. Korban tidak akan menanggung dampak sosial dan psikis = fakta
D. Sesama perempuan mustahil melakukan kekerasan seksual = mitos

16. Seorang pendidik sebaiknya memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai kekerasan seksual, karena
A. Merupakan salah satu materi soal wajib di asesmen nasional yang harus dijawab
B. Agar tidak terlihat ketinggalan zaman saat membahas kasus kekerasan seksual yang sedang viral
C. Siapapun bisa menjadi pelaku maupun korban kekerasan seksual
D. Kekerasan seksual masuk dalam topik pendidikan berkarakter Pancasila

17. Korban kekerasan seksual di satuan pendidikan memiliki hak yang bertujuan untuk mengubah kondisi korban menjadi lebih baik, bermartabat, dan sejahtera. Hak-hak ini berpusat pada kebutuhan dan kepentingan korban, antara lain sebagai berikut…
A. Hak audiensi, visum, dan konseling
B. Hak tanya jawab, didampingi pengacara
C. Hak penanganan, perlindungan, pemulihan
D. Hak mendapat izin cuti (belajar/mengajar), layanan medis, dan pendampingan jalur hukum

18. Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI, terjadi peningkatan kekerasan seksual terhadap anak di lingkungan sekolah selama Januari hingga Oktober 2019. Berikut pernyataan yang tidak sesuai dengan hasil survei KPAI adalah….
A. Anak perempuan lebih rentan mendapat kekerasan seksual daripada anak laki-laki
B. Mayoritas pelaku kekerasan seksual adalah pendidik
C. Korban paling banyak merupakan murid sekolah dasar
D. Anak perempuan dan anak laki-laki memiliki tingkat kerentanan yang sama dalam kasus kekerasan seksual