Fasilitasi berasal dari Bahasa Latin “facile” yang artinya mudah dilakukan. Fasilitasi dalam pendidikan adalah proses membantu siswa atau peserta didik dalam mencapai potensi mereka dan meningkatkan kualitas belajar mereka. Fasilitator dalam pendidikan dapat berperan sebagai pendamping atau pemandu siswa dalam mengejar tujuan belajar dan mengatasi kendala yang dihadapi.
Fasilitasi Guru Penggerak adalah proses fasilitasi yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai pendamping atau pemandu bagi guru lain dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru Penggerak akan membantu guru lain untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi mereka dalam mengelola pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Fungsi utama dari Guru Penggerak adalah :
- Membantu guru lain dalam mengembangkan kompetensi pembelajaran melalui pelatihan dan pendampingan
- Memberikan dukungan untuk mengatasi masalah belajar yang dihadapi oleh guru
- Membantu guru lain dalam mengejar tujuan belajar yang ditetapkan
- Memberikan dukungan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerja sama guru
- Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pembelajaran yang efektif
Fasilitasi Guru Penggerak dapat membantu guru lain dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan kemampuan dalam mengelola pembelajaran, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah belajar yang dihadapi.
Prinsip-Prinsip Fasilitasi
1. Kesiapan.
Fasilitator harus siap terhadap sesi yang akan dipandu. Kesiapan yang dimaksud tidak hanya kesiapan terhadap materi, bahan, dan survei lain sebelum pelatihan, tetapi juga mempersiapkan hal-hal yang mungkin terjadi tidak sesuai dengan rencana.
2. Kejelasan.
Penting bagi Fasilitator memiliki kejelasan dalam setiap proses pelatihan, seperti: Apa tujuan pelatihan; Bagaimana peserta dapat mencapai tujuan pelatihan; dan Bagaimana peran fasilitator mengoptimalkan proses yang memungkinkan peserta dapat mengambil kesimpulan dan keputusan.
3. Netral.
Fasilitator harus bersikap netral terhadap pendapat dan ide peserta. Setiap kontribusi anggota kelompok dalam diskusi maupun aktivitas berbagi pengetahuan dan pengalaman sama-sama berharga.
4. Fasilitasi sebenarnya adalah proses pengelolaan pengetahuan, dimana setiap orang yang terlibat dalam kegiatan pelatihan atau lokakarya memiliki pengetahuan, pengalaman dan budaya yang bisa dibagikan kepada yang lain.
5. Fasilitator harus memiliki strategi yang melimpah untuk memandu sebuah pelatihan. Prinsip ini mengharuskan Fasilitator untuk terus belajar strategi dan teknik fasilitasi.
6. Setiap proses fasilitasi harus dapat menumbuhkan pengetahuan dan pengalaman setiap orang yang terlibat baik fasilitator maupun peserta, serta dapat memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.
7. Rule of 7, yang dimaksud dalam prinsip ini adalah maksimal jumlah instruksi, langkah ataupun aturan yang disampaikan oleh Fasilitator kepada peserta adalah tujuh. Apabila instruksi/ langkah/ aturan yang disampaikan lebih dari tujuh, sulit bagi peserta untuk dapat mengingatnya
Keterampilan Dasar Fasilitator
Keterampilan Bertanya Pertanyaan
merupakan salah satu media pokok seorang fasilitator. Fasilitator akan dapat memancing peserta untuk berpikir dan mengeluarkan gagasannya melalui pertanyaan.
Keterampilan Merancang Proses
Fasilitator harus memiliki keterampilan dalam menentukan proses dan metode efektif, termasuk didalamnya bagaimana mengupayakan partisipasi aktif seluruh peserta dengan mempertimbangkan konteks budaya, norma, keberagaman serta gaya berpikir dan gaya belajar yang berbeda-beda untuk mencapai hasil dan dampak fasilitasi dengan kualitas yang tinggi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Keterampilan Mendengar Aktif
Keterampilan ini menjadi fundamental karena agar fasilitator dapat mendengarkan pendapat peserta secara seksama dan fasilitasi menjadi lebih efektif. Selain itu, dengan mendengar aktif, fasilitator menunjukkan rasa toleransi terhadap beragam gaya komunikasi peserta sehingga peserta merasa dihargai.
Keterampilan Melakukan Observasi
Keterampilan ini adalah bagaimana fasilitator dalam melakukan pengamatan terhadap reaksi peserta selama proses fasilitasi, seperti: apakah peserta sudah mulai bosan, kurang tertarik, atau reaksi lain dari peserta terhadap proses fasilitasi.
Teknik-Teknik Dalam Fasilitasi
- Memparafrasakan kembali (Paraphrasing) untuk memvalidasi pendapat yang disampaikan oleh peserta. Ini juga bias dilakukan untuk mengklarifikasi maksud peserta dan menunjukkan bahwa fasilitator mendengarkan secara aktif.
- Menyimpulkan (Summarizing) hasil diskusi agar dapat membantu peserta dalam mengambil keputusan atau berpindah menuju topik berikutnya.
- Memvalidasi (Validating) merupakan teknik untuk menguji dan menerima pendapat atau perasaan peserta, meskipun tidak selalu pendapat tersebut benar.
- Mencari tahu (Tracking) terus-menerus berbagai garis pemikiran yang muncul secara bersamaan dari para peserta dalam diskusi.
- Menyeimbangkan (Balancing) merupakan teknik fasilitasi untuk memperluas diskusi dengan memasukkan perspektif yang mungkin belum diungkapkan.
- Mendorong (Encouraging) merupakan seni untuk mengajak orang berpartisipasi tanpa menunjuk orang tertentu agar berbicara.
- Menggali pendapat peserta (Drawing people out) merupakan teknik fasilitasi untuk mendorong peserta dalam memberikan klarifikasi atau mengembangkan pendapatnya.
- Mengatur peserta bergantian berbicara (Stacking) sehingga peserta mengetahui bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berbicara. Dengan demikian, peserta akan lebih sabar dan fokus dalam mendengarkan, serta menghargai orang lain yang sedang berbicara.
- Mendengarkan (Listening) merupakan teknik yang fundamental karena melalui teknik ini, fasilitator dapat mengetahui ide-ide yang dikemukakan peserta.
- Melakukan jeda (Intentional silence) selama beberapa detik untuk memberikan waktu tenang/ hening kepada peserta sehingga dapat menemukan apa yang ingin dikatakan.
- Memberi ruang (Making space) untuk orang-orang yang pendiam, dengan memberikan pesan sebelumnya berupa: “Jika Anda tidak ingin berbicara sekarang, tidak apa-apa. Tetapi jika Anda ingin berbicara, inilah kesempatannya.”
- Mengakui (Acknowledge) perasaan peserta sebagai cara untuk berkomunikasi yang tampak melalui tingkah laku, bahasa, nada suara, dan ekspresi wajah.
- Empati (Empathizing) adalah teknik untuk memahami perasaan orang lain.