Makna Media Komunikasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran

Pengertian Media pembelajaran merupakan salah satu alat bantu yang wajib digunakan oleh guru yang mengajar di kelas agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efesien. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang perasaan, pikiran, perhatian dan minat serta memperhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga terjadi proses pembelajaran yang baik.

Media adalah semua alat fisik yang dapat menyajikan pesan dan merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam konteks komunikasi, media merupakan salah satu komponen strategi pembelajaran yang merupakan wadah pesan atau distributor yang diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan, dan materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran.
Makna Media Komunikasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran

Berdasarkan hal tersebut dapat dimaknai bahwa media pembelajaran merupakan alat yang digunakan oleh pendidik untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan merangsang minat belajar peserta didik. Komunikasi merupakan suatu hubungan antar seseorang dengan orang lain, yaitu dengan adanya komunikasi maka terjadi hubungan sosial dikarenakan manusia adalah sebagai makluk sosial yang saling membutuhkan di antara satu dengan yang lainnya sehingga terjadinya yang namanya interaksi timbal balik, yaitu hubungan yang memiliki arti dan makna untuk mendukung jalinan sosial dalam kehidupan.

Proses interaksi antara individu dengan individu yang lainya disebabkan karena terjadinya komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Komunikasi merupakan proses penyaluran informasi, ide, penjelasan, perasaan, serta pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Jadi, komunikasi adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang serta kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi.

Berdasarkan dari pengertian tersebut, sangat jelas bahwa dalam setiap hubungan antara seseorang atau kelompok maka akan terjadi komunikasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik dalam bentuk informasi atau berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi atau kelompok dalam mengutarakan perasaan, gagasan, dan ide kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi sikap atau perilaku orang lain tersebut setelah menerima informasi atau berita yang dikomunikasikan.

Disadari atau tidak disadari, namun pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, sejak ia dilahirkan mereka sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Salah satu tanda komunikasi sejak ia dilahirkan ialah gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan.

Dapat dimaknai bahwa komunikasi berarti gabungan dari satu dua arah atau lebih. Akan tetapi disini gabungan yang dimaksud adalah hubungan antara satu orang dengan orang lain atau lebih. Dengan sendirinya hubungan bisa berbentuk berbicara, pergaulan, yang mengandung maksud tertentu seperti hubungan dalam dunia pendidikan atau interaksi dalam dunia pendidikan, sedangkan media adalah alat bantu atau pengantar dalam hubungan tersebut, sehingga hubungan tersebut bisa dipemudah, dipercepat, lebih praktis, dan mengandung manfaat.

Digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, maka akan berakibat pada proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Dengan adanya berbagai media pembelajaran maka peserta didik justru dapat mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya.

Dengan kata lain peserta didik dihargai harkat kemanusiaanya dengan diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya, baik dari cara maupun alat belajar yang sesuai dengan kemampuannya. Maka dari itu, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Perbedaan pendapat di atas tidak perlu dimunculkan, yang terpenting bagaimana pandangan pendidik terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran. Jika pendidik menganggap peserta didik sebagai anak manusia yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka dengan menggunakan media hasil teknologi baru ataupun tidak menggunakan, maka proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.

Ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Di samping itu, persepsi peserta didik juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Maka dari itu perlu diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian peserta didik serta memberikan kejelasan objek yang akan diamatinya. Bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman peserta didik.

Beberapa pendapat yang berkaitan dengan continum konkret-abstrak

Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.

Ada beberapa pendapat yang berkaitan dengan continum konkret-abstrak serta kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran yaitu:
(1) dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film kemudian belajar dengan menggunakan simbol, hal ini juga berlaku bukan hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa;
(2) nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang dari berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak; dan
(3) membuat jenjang konkrit-abstrak yang dimulai dari partisipasi peserta didik dengan pengalaman nyata, kemudian peserta didik sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan dengan peserta didik sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir peserta didik sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbol.

Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi kegiatan belajar.

Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen-komponen system pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan latar.

Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar peserta didik dalam menentukan hasil belajar peserta didik (Supatminingsih et al., 2021). Artinya, peserta didik akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya.

Peserta didik yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atua film. Sementara peserta didik yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah pendidik.

Akan lebih tepat dan menguntungkan peserta didik dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan pendidik, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

Sumber: (Supatminingsih et al., 2021).