Komponen Bioaktif Bawang dan Khasiatnya

Pertanian - Bawang (Allium sp) merupakan salah satu genus tanaman dalam famili Liliaceae yang memiliki lebih dari 500 spesies. Tanaman bawang diduga berasal dari Asia Tengah, Asia Barat dan Mediterania yang kemudian diusahakan secara meluas di daerah Asia yang beriklim tropis. Di wilayah selatan yang beriklim empat musim juga diusahakan penanaman bawang, terutama bawang bombay pada musim dingin atau musim gugur.

Komponen Bioaktif Bawang dan Khasiatnya

Bawang-bawangan juga merupakan tanaman yang populer di Indonesia. Di Indonesia bawang bawangan dikelompokkan dalam golongan tanaman sayur-sayuran. Beberapa jenis bawang yang telah diusahakan budidayanya secara meluas di Indonesia adalah bawang putih (Allium sativum L.), bawang merah (A. cepa L. var. aggregatum), bawang prei (A. ampeloprasum L. var. porrum), bawang daun (A. fistulosum L.).

Baca : Komponen Bioaktif Bawang Putih

Tanaman dari genus Allium sp. mempunyai karakter bau bersulfur yang khas. Sejumlah komponen sulfur yang menarik perhatian merupakan dasar dari bau khas bawang-bawangan yang sekaligus memberikan efek biologis lainnya.

Bau khas bawang baru akan muncul bila jaringan umbi batang terluka. Melakukan penelitian pada bawang putih dan menemukan bahwa substrat yang terkandung dalam jaringan tanaman akan berubah menjadi allisin melalui reaksi enzimatis. Enzim yang bekerja pada reaksi ini dinamakan alliinase sesuai dengan substrat yang dirubahnya ditambahkan akhiran–ase. Allisin yang terbentuk ini bersifat kurang stabil sehingga segera terurai secara kimiawi menjadi komponen-komponen volatil yang memberikan bau khas pada bawang putih. Pada Allium cepa juga ditemukan adanya alliin ((+) S-(1- propenil)-L-sistein sulfoksid) dan enzim allinase yang memungkinkan terjadinya reaksi yang sama dengan Allium sativum.

Mekanisme pembentukan senyawa volatil serupa juga terjadi pada jenis bawangbawangan lain, hanya saja perbedaan pada gugus alkilnya menyebabkan perbedaan pada dekomposisi dan pembentukan kembali (reorganisasi) komponen selanjutnya. Bawang merah mempunyai komponen flavor utama berupa metil, propil dan (1- propenil) disulfid dan trisulfid. Cis dan trans-(1-propenil) propil disulfid mencirikan aroma bawang merah dan membedakannya dari aroma lain terutama bawang bombay.

Cis dan trans-(1-propenil) propil disulfid terdapat hanya sebesar 10% dalam bawang merah. Lebih dari 40% minyak atsiri (volatil) bawang merah segar terdapat dalam bentuk dimetil dan metil trisulfid. Bawang merah ini juga mempunyai senyawa-senyawa yang menyebabkan mata pedih (lachrymatory factor) namun komponen aktifnya sendiri belum diisolasi.

Komponen-komponen flavor bawang-bawangan disamping memberi cita rasa yang khas juga memberikan berbagai manfaat. Bawang mampu memperbaiki laju penyerapan vitamin B1 karena kemampuan komponen terkandung allisin membentuk suatu senyawa allithiamin dengan vitamin tersebut Secara tradisional bawang juga digunakan sebagai bahan pengawet. Sifat bawang sebagai pengawet ini juga dikaitkan dengan kemampuan allisin dan diallil disulfid sebagai anti mikroba. Suatu kompleks tioglukosida yang dikenal sebagai scordinin diketahui juga mempunyai manfaat sebagai tonik sehingga sering ditambahkan ke berbagai minuman atau makanan penyegar tubuh.

Sejak dulu bawang telah digunakan sebagai rempah-rempah, makanan dan obatobatan di seluruh dunia. Masyarakat India, Mesir dan Cina menganggap bawang sebagai harta makanan dan obat. Pada zamannya Hipocrates menggunakan bawang dalam pengobatan diuretic, pheumonia dan luka bernanah. Sampai sekarangpun, bawang putih masih dipakai dalam pengobatan tradisional pada disentri, typhoid, kolera, TBC dan hipertensi.