Pemeliharaan Tanaman Mangga Yang Baik

Pemeliharaan Tanaman Mangga Yang Baik

Pemeliharaan Tanaman Mangga Yang Baik

1. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dilakukan sedikitnya tiga kali dalam setahun. Kegiatan ini dapat dilakukan secara kimiawi (dengan herbisida sistemik), maupun secara manual dengan menggunakan parang. Gulma yang telah dibabat/tebas dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga bisa dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.

2. Penggemburan dan Pembubunan Tanah

Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Hal ini dilakukan supaya tanah di sekitar batang tanaman mangga dapat menyerap air hujan dengan baik. Untuk penggemburan tanah di kebun mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam. Sedangkan kegiatan pembumbunan dilakukan supaya tidak mudah terjadi erosi pada tanah di sekitar tanaman mangga dan juga untuk memperkokoh kedudukan tanaman mangga sehingga tidak mudah tumbang diterpa angin.

3. Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi (pangkas bentuk) yang baik dan meningkatkan produksi (pangkas produksi). Ada 3 tahap pemangkasan bentuk yang biasanya dilakukan pada tanaman mangga, yaitu :

Tahap I : dilakukan pada umur satu tahun setelah tanam pada musim hujan dengan cara memotongbatang setinggi 50 cm – 60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara tiga cabang yang arahnya menyebar.

Tahap II : dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1 - 2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh pada masing-masing cabang dipelihara 3 tunas, jika lebih dibuang. Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus cabang 1 - 3 – 9

Tahap III : dilakukan pada umur tiga tahun setelah tanam, caranya sama seperti pada tahap II, tetapi tunas yang tumbuh dipelihara semua untuk produksi. 

Pemangkasan produksi bertujuan untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering, cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang muda yang tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah kegiatan panen.

4. Pemupukan

Pemberian pupuk, baik organik maupun anorganik di aplikasikan melingkari batang tanaman di bawah tajuk tanaman. 

Perbedaannya, pupuk organik dibenamkan di dalam tanah sedangkan pupuk anorganik cukup ditaburkan tipis di atas permukaan tanah.

a. Dosis Aplikasi Pupuk Organik (Pupuk Kandang)

  • Umur tanaman 1 - 2 tahun: 10 kg tepung tulang, 5 kg pupuk kandang.
  • Umur tanaman 2,5 – 8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
  • Umur tanaman 9 tahun : tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.
  • Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu.

Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata cangkul (5 cm)

b. Dosis Aplikasi Pupuk Anorganik (pupuk Buatan)

  • Umur tanaman 1 - 2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
  • Umur tanaman 1,5 - 2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 gram/tanaman.
  • Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
  • Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, TSP 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
  • Tanaman setelah panen: ZA 2.700 gram/tanaman, TSP 1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.

5) Peningkatan Kuantitas Buah

Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya sekitar 0,3% yang dapat menjadi buah yang dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator maru atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan cara ini, persentase pembentukan buah yang dapat dipanen dapat ditingkatkan menjadi 1,3%.