Kurikulum Prototipe Untuk Membantu Pemulihan Pembelajaran

Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang yang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran diantaranya Pembelajaran berbasis projek, Fokus pada materi esensial dan Fleksibilitas

Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).

Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya yaitu:

1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.

2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi tertentu.

3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.

Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe

1. Pengembangan Karakter

Kurikulum 2013 sudah menekankan pada pengembangan karakter, namun belum memberi porsi khusus dalam kurikulumnya

Dalam struktur kurikulum prototipe, 20-30 persen jam pelajaran digunakan untuk pengembangan karakter profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis projek

Pembelajaran berbasis projek penting untuk pengembangan karakter karena
a. memberi kesempatan untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning)
b. Mengintegrasikan kompetensi esensial yang dipelajari peerta didik dari berbagai disiplin ilmu
struktur belajar yang fleksibel

Elemen Akhlak Beragama 

Alur Perkembangan Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Muria 

Sub-elemen
  1. Mengenal dan Mencintai Tuhan Yang Maha Esa 
  2. Pemahaman Agama

Di Akhir Fase PAUD, anak
  1. Mengenal adanya Tuhan Yang Maha Esa melalui sifat-sifat-Nya 
  2. Mengenal simbol-simbol dan ekspresi keagamaan yang konkret

Di Akhir Fase A (Kelas 1-2„ usia 6-8 tahun) pelajar
  1. Mengenal sifat-sifat utama Tuhan Yang Maha Esa bahwa Dia adalah Sang Pencipta yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan mengenali kebaikan dirinya sebagai cerminan sifat Tuhan 
  2. Mengenal unsur-unsur utama agama (ajaran, ritual keagamaan, kitab suci, dan orang suci/ utusan Tuhan YME).

Di Akhir Fase B (Kelas 3-4, usia 8-10 tahun), pelajar
  1. Memahami sifat-sifat Tuhan utama lainnya dan mengaitkan sifat-sifat tersebut dengan konsep dirinya dan ciptaan-Nya 
  2. Mengenal unsur-unsur utama agarria(simbol-simbol keagamaan dan sejarah agama) 

Di Akhir Fase C (Kelas 5-6, usia 10-12 tahun), pelajar
  1. Memahami berbagai kualitas atau sifat-sifat Tuhan Yang Maha Esa yang diutarakan dalam kitab suci agama masing-masing dan menghubungkan kualitas-kualitas positif Tuhan dengan sikap pribadinya, serta meyakini firman Tuhan sebagai kebenaran. 
  2. Memahami unsur-unsur utama agama, dan mengenali peran agama dalam kehidupan serta memahami ajaran moral agama.

Di Akhir Fase D (Jenjang SMP, usia 13-15 tahun), pelajar
  1. Memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan pemahamannya tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan dengan konsep peran manusia di bumi sebagai makhluk Tuhan yang bertanggung jawab. 
  2. Memahami makna dan fungsi, unsur-unsur utama agama dalam konteks Indonesia, membaca kitab suci, serta memahami ajaran agama terkait hubungan sesama manusia dan alam semesta. 

Di Akhir Fase E (Jenjang SMA/SMK, usia 16-18 tahun) pelajar 
  1. Menerapkan pemahamannya tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan dalam ritual ibadahnya balk ibadah yang bersifat personal maupun sosial 
  2. Memahami struktur organisasi, unsur-unsur utama agama dalam konteks Indonesia, memahami kontribusi agama terhadap peradaban dunia.
Tema-tema Utama Pembelajaran Berbasis Projek 

Kemendikbudristek menyediakan 7 tema utama yang perlu dikembangkan menjadi modul dengan topik dan tujuan yang Iebih spesifik. 
1. Bangunlah Jiwa dan Raganya
2. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Gaya Hidup Berkelanjutan
5. Kearifan Lokal
6. Kewirausahaan
7. Suara Demokrasi 

Contoh pembelajaran Berbasis Projek
Contoh pembelajaran Berbasis Projek

2. Fokus pada Materi Esensial

Pembelajaran yang mendalam (diskusi, kerja, kelompok, pembelajaran berbasis problem dan projek

Materi yang terlalu pada akan mendorong guru untuk menggunakan ceramah satu arah atau metode lain yang efesien dalam mengajar ketuntasan penyampaian materi

Kurikulum prototipe berfokus pada materi esensial di tiap mata pelajaran, untuk memberi ruang/waktu bagi pengembangan kompetensi terutama kompetensi mendasar seperti literasi dan numerasi secara lebih mendalam

Capaian pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di pembelajaran Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan 

Fa se A (Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. 

Menyimak
Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.

Membaca & Memirsa
Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang balk. Pelajar mampu memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.

Berbicara & Mempresentasikan
Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan balk dan santun dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan lingkungan.

Menulis
Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik. 

3. Fleksibelitas Perancangan Kurikulum Sekolah dan Penyusunan Rencana Pembelajaran

Kurikulum saat ini (kurikulum 2013) mengunci pembelajaran per tahun dan Struktur kurikulum mengunci jam pelajaran perminggu

Sedangkan Kurikulum prototipe menetapkan tujuan belajar per fase (2-3 tahun) untuk memberikan fleksibelitas bagi guru dan sekolah

Kurikulum prototipe menetapkan jam pelajaran per tahun agar sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajarannya

Capaian Pembelajaran dan Alternatif Alurnya 

Alternatif 1. Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1 
 
1.1 Pelajar dapat menjelaskan dan mempraktikkan instruksi lisan yang diberikan guru terkait aktivitas pengelolaan diri: ciri fisik manusia, fungsi anggota tubuh, dan merawat kebersihan tubuh dengan menggunakan kata-kata sendiri 

1.2 Pelajar dapat memilih teks yang disukainya terkait topik menjaga kesehatan diri dan menentukan informasi penting dari teks audiovisual dan teks aural (teks yang dibacakan) tersebut. 

1.3 Pelajar dapat membuat simpulan sederhana dari teks naratif yang sesuai jenjangnya serta sesuai dengan minat Pelajar (beragam topik yang dapat ditawarkan pada siswa adalah panca indera dan anggota tubuh. peran diri dan anggota keluarga dalam lingkungan terdekat. benda hidup dan benda mati, cuaca dan siang malam dan perubahan waktu) 

1.4 Pelajar dapat mengklasifikasi kosa kata tentang anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, slogan sederhana, dan/atau syair lagu) 

1.5 Pelajar dapat merangkai suku kata (kombinasi kv dan kvk) menjadi kata yang sering ditemui. (kosa kata dan kata yang diambil mengenai benda hidup dan benda mati di sekitar siswa) 

1.6 Pelajar dapat menuliskan namanya sendiri dan mengungkapkan perkenalan did serta keluarganya secara lisan dan tulis. 

1.7 Pelajar dapat menceritakan ulang sebuah cerita atau pengalamannya sehari — hari disertai penggunaan waktu (nama hari dan bulan) secara lisan atau tulis. 

1.8 Pelajar dapat menggunakan kata tanya "apa" dan "mengapa" untuk memperjelas pemahaman terhadap penjelasan yang disampaikan oleh guru, teman, dan orang dewasa di sekitarnya. (Topik yang disarankan adalah cuaca dan siang malam). 

1.9 Pelajar dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh teman, guru, dan orang dewasa di sekitarnya dengan suara yang keras dan jelas namun santun. (Pertanyaan terkait dengan topik cuaca dan siang malam) 

1.10 Pelajar dapat memberikan tanggapan atas komentar orang lain sesuai dengan konteksnya. (Tanggapan didasarkan pada topik cuaca dan siang malam) 

Alternatif 2. Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 1 

1.1 Pelajar memahami dan dapat mempraktikkan instruksi lisan yang diberikan orang tua dan guru mengenai aktivitas yang berhubungan dengan bantu diri (mandi, berganti pakaian, membersihkan diri, makan).

1.2 Pelajar memahami makna aneka kata yang sering digunakan dalam keseharian pelajar: berhubungan dengan diri sendiri, rutinitas harian di rumah, sekolah, dan tempat umum.

1.3 Pelajar memahami konteks dasar saat berbicara.

1.4 Pelajar memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks aural yang dibacakan guru dan orang tua sesuai jenjangnya.

1.5 Pelajar mampu menanggapi aneka informasi yang mereka terima dengan reaksi yang tepat atau sesuai.

1.6 Pelajar menceritakan pengalaman pribadi sesuai konteks dengan runtut dan jelas.

1.7 Pelajar mengenal ke-26 alfabet dan dapat menuliskannya dengan tulisan tangan secara benar.

1.8 Pelajar mampu membedakan huruf dan bunyi huruf sehingga mampu menyalin kata yang dilihat dan didengar.

1.9 Pelajar dapat menyebutkan identitas dasar buku dan unsur intrinsik penokohan dari buku yang dibacakan.

1.10 Pelajar dapat memaknai gambar atau ilustrasi dalam sebuah teks secara tepat; Memahami hubungan antara tulisan dengan ilustrasi/gambar pada buku cerita atau teks non fiksi sederhana.

1.11 Pelajar menjelaskan kembali makna sebuah ilustrasi atau gambar dengan kalimat sendiri.

1.12 Pelajar mampu mengidentifikasi tulisannya sendiri kemudian memperbaiki kesalahan sederhana dalam tulisannya. 

Karakteristik Kurikulum Setiap Jenjang

Jenjang PAUD

  • Kegiatan bermain sebagai proses belajar yang utama 
  • Penguatan literasi dini dan penanaman karakter melalui kegiatan bermain-belajar berbasis buku bacaan anak 
  • Fase Fondasi untuk meningkatkan kesiapan bersekolah 
  • Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan melalui kegiatan perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal 
Jenjang SD

Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman holistik: 
  • Untuk memahami lingkungan sekitar. mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 
  • Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Matematika. dan IPAS 
  • Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan 
Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profit Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran 

Jenjang SMP

  • Penyesuaian dengan perkembangan teknologi digital. mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib 
  • Panduan untuk guru Informatika disiapkan untuk membantu guru-guru pemula. sehingga guru mata pelajaran tidak harus berlatar belakang pendidikan informatika 
  • Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran 

Jenjang SMA

  • Program peminatani penjurusan tidak diberlakukan 
  • Di kelas 10 pelajar menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Mata pelajaran yang dipelajari serupa dengan di SMP 
  • Di kelas 11 dan 12 pelajar mengikuti mata pelajaran dari Kelompok Mapel Wajib. dan memilih mata pelajaran dari kelompok MIPA. IPS. Bahasa. dan Keterampilan \/okasi sesuai minat. bakat, dan aspirasinya 
  • Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran. dan pelajar menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan 

Jenjang SMK

  • Dunia kerja dapat terlibat dalam pengembangan pembelajaran 
  • Struktur lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran. yaitu Umum dan Kejuruan. Persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60% ke 70% 
  • Penerapan pembelajaran berbasis projek dengan mengintegrasikan mata pelajaran terkait. 
  • Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 semester). 
  • Pelajar dapat memilih mata pelajaran di luar program keahl iannya 
  • Alokasi waktu khusus projek penguatan profil pelajar Pancasila dan Budaya Kerja untuk peningkatan soft skill (karakter dari dunia kerja) 

Jenjang SLB

  • Capaian pembelajaran pendidikan khusus dibuat hanya untuk yang memiliki hambatan intelektual 
  • Untuk pelajar di SLB yang tidak memiliki hambatan intelektual. capaian pembelajarannya sama dengan sekolah reguler yang sederajat. dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum 
  • Sama dengan pelajar di sekolah reguler. pelajar di SLB juga menerapkan pembelajaran berbasis projek untuk menguatkan Pelajar Pancasila dengan mengusung tema yang sama dengan sekolah reguler. dengan kedalaman materi dan aktivitas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pelajar di SLB